Monday, June 13, 2005



Yang Salah Boleh Marah
Yang Marah Boleh Salah

Dibuka: Kelas Pelatihan Manajemen! Begitu tulisan yang tertera di iklan mungil dalam jajaran kolom iklan baris di sebuah harian ibukota. Menarik kan? Tapi jangan salah, ada jurusan baru yang mungkin membuat Anda makin tertarik, yaitu jurusan Manajemen Kemarahan.

Jarang-jarang ada kelas manajemen seperti ini. Mungkin kelas pelatihan ini dibuka karena sekarang ini banyak orang yang mudah marah-marah. Banyak orang yang menyimpan kemarahan yang meletup-letup di dalam dirinya. Banyak orang yang menjadikan kemarahan sebagai hobi baru. Atau mungkin, marah-marah menjadi kebiasaan buruk yang tidak disengaja.

Nah, kalau kita mismanage kemarahan-kemarahan yang sudah bertumpuk-tumpuk ini, jangan salahkan si empunya rasa marah jika ia suka meledak-meledak. Jangan juga salahkan ia, jika kata-kata jahat sangat mudah meluncur dari mulutnya. Jangan juga salahkan ia, akan hal-hal irasional yang melekat dengan segala tingkah lakunya.

Maklum, namanya juga lagi marah. Namanya juga lagi emosi, gelap mata dan gelap hati. Jika keadaan emosi seseorang sedang dalam tingkat kemarahan yang tinggi, wajar saja jika mengganggu cara kerja otak dalam merumuskan pola pikir yang seharusnya. Kemarahan tingkat tinggi juga sangat potensial mengganggu cara kerja hati untuk merasakan sesuatu. Pola pikir dan standar etika boleh berubah.

Kesimpulannya:
Yang Salah Boleh Marah?
Atau yang Marah Boleh Salah?

Aneh ya? Tapi bisa jadi. Sekarang banyak orang salah yang marah-marah. Mungkin ia marah-marah karena merasa bersalah. Atau sekedar menutupi rasa bersalah. Atau mungkin ia marah karena ada orang lain yang salah, karena itu ia punya hak untuk marah dan akhirnya sah juga untuk berbuat salah. Kemudian ia marah-marah untuk menutupi rasa bersalah. Bingung kan? Akhirnya, ada pihak yang harus mundur dan mengalah.

Tak disangka, ternyata peminat peserta kelas ini membludak. Semakin lama, semakin banyak orang yang marah-marah dan menularkan virus marah ke orang-orang lain di sekitarnya. Bermacam-macam aksi orang-orang yang suka marah-marah. Karena itu, banyak di antara mereka yang merasa harus ikut kelas Manajemen Kemarahan. Untuk dapat lebih mengendalikan rasa marah yang suka tak terkontrol meletup-letup seperti bara yang menunggu siraman bensin.

“Saya MARAH,” teriak seorang pria yang ikut di kelas Manajemen Kemarahan ini. “Saya ingin orang yang bikin saya marah tahu kalau saya marah, saya ingin ia merasa bersalah atas saya yang marah-marah,” lanjutnya. Maka, ia pun menulis surat kemarahan bertinta merah dengan huruf kapital bertuliskan MARAH. Ia pun terisak-isak meminta pertolongan,”Saya ikut kelas ini juga karena saya ingin mengendalikan kemarahan saya kepadanya.”

Lain pula dengan wanita yang duduk manis di seberangnya. “Saat ini, hanya rasa marah yang saya punya,” akunya. Menurutnya, pernah ada yang berbuat salah kepadanya, hingga akhirnya ia pun marah dan berbuat salah. “Saya sudah tidak bisa apa-apa lagi. Bolak-balik saya berkaca dan bolak-balik pula saya makin tambah marah,” ceritanya panjang lebar. “Dan ingat, jangan pernah ada yang marah sama saya, karena itu hanya akan membuat saya tambah marah! Ingat itu, MARAH!” suaranya pun mulai meninggi.

Seorang pria duduk terpekur mendengar cerita mereka berdua. “Saya justru bingung kenapa ikut kelas ini, tandasnya. “Saya bingung bagaimana harus mengekspresikan rasa marah. Karena itu, saya ingin tahu apakah wajar jika saya marah,” ujarnya dengan suara kebingungan. “Silakan jika ingin marah,” serentak peserta lain berteriak. “Tapi… Tapi… Tapi… Bukannya kelas ini justru untuk mengendalikan rasa marah?” desahnya makin bingung. Ia pun terdiam, lamat-lamat terdengar suaranya,“pernah saya mencoba marah, tapi malah saya yang kena marah-marah…”

Makanya, kita sekarang perlu berhati-hati. Jika virus marah sudah merasuk ke hati dan jiwa, bisa membutakan mata, menulikan telinga dan akhirnya mengganggu semuanya. Mulai dari mengganggu pekerjaan, kesehatan, hubungan pribadi, hingga mengganggu cita-cita masa depan.

Jika berminat ikut kelas Manajemen Kemarahan, buruan deh mendaftar! Tempat terbatas! Atau Anda berminat ikut kelas pelatihan berikutnya, Manajemen Pengendalian Diri dan Manajemen Hati?

*capek ngga sih marah mulu? :-P*

---------------------------------------------------
Controlling Anger
Before It Controls You

Apa sih sebenarnya rasa marah? Dari kecil kita mungkin sudah akrab dengan perasaan manusia yang satu ini. Tapi mungkin kita selalu nerima apa adanya. Kadang kita cuma bisa marah-marah ngga karuan. Tanpa ada pemecahan masalah, malah bikin masalah-masalah baru.

Ada artikel yang baru saya baca-baca di internet tentang kemarahan, menarik juga buat iseng-iseng dibaca. Just follow the links & enjoy your anger! :)

Anger is a completely normal, usually healthy, human emotion. But when it gets out of control and turns destructive, it can lead to problems—problems at work, in your personal relationships, and in the overall quality of your life. And it can make you feel as though you're at the mercy of an unpredictable and powerful emotion.

Topics:
·
What Is Anger?
The Nature of Anger
Expressing Anger
·
Anger Management
Are You Too Angry?
Why Some People More Angry Than Others?
Is It Good To “Let It All Hang Out?”
·
Strategies To Keep Anger At Bay?
Relaxation
Cognitive Restructuring
Problem Solving
Better Communication
Using Humor
Changing Your Environment
·
Do You Need Counseling?
What About Assertiveness Training?

1 comment:

Zampeada said...

yg salah boleh salah... ;)