Saturday, February 26, 2005



Pulang.

Pernah kebayang kita akan jadi seperti sekarang ini? Sepuluh tahun yang lalu, mungkin kita ngga pernah kebayang semua jalan yang pernah kita ambil sampai kita bisa ada di sini sekarang. Sepuluh tahun yang lalu, mungkin kita ngga pernah kebayang adegan-adegan kejadian yang akan kita alami sepanjang jalan.

Kebayang kan panjangnya tali kehidupan kita. Kebayang kan jauhnya perjalanan kita selama ini. Beragam warna-warni foto kehidupan, yang dulu mungkin ngga pernah terlintas untuk terbingkai di ingatan.

Kita semua. Sendiri-sendiri. Setiap orang dari kita hidup dalam dunia kecilnya masing-masing. Mulai dari kita membuka pintu rumah, menapaki jalan, sampai kita menutup mata.


Terkadang suka bikin bingung, apa sih yang sebenernya kita cari? Mengejar mimpi dan aspirasi? Atau sekedar perjalanan panjang tanpa henti? Atau eksplorasi diri akan dunia? Sebenarnya apa sih yang lebih berharga di ujung perjalanan nanti?

Sendiri.
Jauh.
Capek.
Kosong.

Setelah semuanya, pengen rasanya pulang ke rumah. Seperti anak kecil yang telah letih jauh pergi bermain dan pulang ke rumah di sore hari. Istirahat. Tenang. Aman. Nyaman.

Pengen rasanya pulang ke kamu selamanya…

*I love the thought of coming home to you*

Thursday, February 03, 2005



Past. Present. Future.

Masih inget waktu baru belajar Bahasa Inggris jaman SD atau SMP? Pasti kaget kalau ternyata kata kerja (atau yang lebih akrab dipanggil verbs) dalam Bahasa Inggris dibagi menurut frame waktu kapan kata kerja tersebut dilakukan. Alangkah sibuknya kita menghapal pembedaan kata-kata kerja ini.

Betapa rajinnya bule-bule ini mengatur pola gramatikal bahasa mereka. Dengan jelas membagi periode waktu dalam hidup mereka dan tertuang dalam tutur kata. Mau past tense? Atau past continous tense? Atau present continous tense? Atau mau lebih bicara tentang future?

Betapa pentingnya pembagian kerangka waktu dalam kehidupan manusia. Masa lalu tetap menjadi bagian dari masa lalu. Walau pun terkadang masa lalu tetap menjadi bagian yang susah untuk dilupakan di masa kini. Mungkin ada baiknya masa lalu tersimpan dengan baik dalam porsinya sendiri, tanpa mengganggu masa kini, apalagi jika memiliki potensi mengganggu keberadaan masa depan. Waduh, bisa bahaya.

Kerangka masa depan yang sudah terangkai dengan baik, bisa tercerai-berai. Masa kini dan masa depan sangat mungkin untuk terpisah, tanpa ada hubungan waktu lagi.

Kasian juga nasibnya si present. Bimbang di tengah jalan, dengan pilihan yang sudah jelas. Memilih untuk tetap menyimpan si past, sang teman lama. Atau bersama si future. Ngomong-ngomong siapa sih gerangan si future ini?

Yah, namanya juga masa depan. Siapa sih yang bisa nebak. Bisa lebih kelam dari masa lalu yang paling gelap. Bisa jauh lebih terang dari gemerlapnya masa kini. Siapa sih yang bisa tahu dengan pasti.

Biarkan masa kini membentuk dirinya sendiri. Untung-untung jika masa kini bisa membentuk masa depan dengan baik. Biarkan masa kini berhubungan dengan masa depan, tanpa harus bersinggungan dengan masa lalu yang sudah keluar dari konteks.

Tetapi, jika masa kini lebih memilih untuk tenggelam bersama masa lalu?


Terserah sih…

*Dengerin Simply Red - “Holding Back the Years” ahhh… :p*