Friday, March 11, 2005



Sebuah Permohonan Maaf

Aku mohon maaf atas mentari yang bersinar terik membakar kulitmu
Aku mohon maaf atas rembulan yang menebar dingin di atas kesendirian
Aku mohon maaf atas air mata mentari yang menetes menjadi debu
Aku mohon maaf atas semesta yang memisahkan mentari dan rembulan

Aku mohon maaf atas mawar merah yang kini menghitam layu
Aku mohon maaf atas kenangan yang telah tertelan waktu
Aku mohon maaf atas kata-kata yang pernah terangkai
Aku mohon maaf atas pudarnya foto usang yang pernah terbingkai

Aku mohon maaf atas terangnya api lilin yang kini telah meredup
Aku mohon maaf atas kebencian yang kini menyala merah
Aku mohon maaf atas jalan yang membuatmu tersesat dalam hidup
Aku mohon maaf atas duka dan kecewa yang menjelma menjadi amarah

Aku mohon maaf atas manisnya gula dan pahitnya kopi
Aku mohon maaf atas angin yang sempat membawa daun pergi
Aku mohon maaf atas kecutnya senyum dan getirnya tawa
Aku mohon maaf atas getaran-getaran yang pernah merasuk jiwa

Aku mohon maaf atas semuanya…

*Terimakasih atas semua keindahan yang pernah tercipta*

1 comment:

Shaka de Aeolia said...

Keindahan dari kesalahan adalah penglihatan kita yang tidak terlihat oleh mata, semua menjadi ada karena naluri kita berkata 'aku mencintaimu dengan cara berbeda, sampai pada satu titik kamu yakin hanya aku yang dapat mengerti kamu, dan kamu menjadi yakin bahwasanya aku tercipta untuk menjadi bagian dari hati kamu yang penuh dengan cinta, sebagaimana Tuhan menciptakan Adam dan Hawa! dan ternyata itu terjadi juga dengan kita.. Apakah kamu pernah berpikir bagaimana Hawa tercipta untuk Adam, Apakah kamu pernah berpikir bagaimana Tuhan mengambil salah satu tulang rusuk Adam hanya untuk menciptakan Hawa!? Tuhan telah menyempurnakan Cinta Adam dan Hawa, dan juga tidak menutup kemungkinan bahwa Tuhan telah menyempurnakan Cinta kita, walaupun dengan cara yang berbeda!' Cinta itu keindahan, dan keindahan itu akan terasa dari sebuah kesalahan yang telah kita sadari. Tuhan telah menciptakan kesalahan, karena Dia yakin anak-anak Adam mampu untuk belajar dari kesalahan itu agar mendapatkan Cinta yang lebih Sempurna, Dalam, Intens, dan juga Sublim..