Tuesday, December 28, 2004



Sampai kapan kita menghitung jumlah luka...
Tak akan terkira besarnya duka.

*cinta dan air mata untuk semesta beserta segenap isinya*

Monday, December 27, 2004



Count Down

5, 4, 3, 2, 1…
Serentak terompet-terompet kertas berbunyi bersamaan, panjang mengisi riuhnya detik-detik Tahun Baru. Kasian juga nasib terompet-terompet kertas ini. Penampilan glamor kertas hias bewarna-warni yang melekat di tubuh karton, hanya mampu bertahan berkelap-kelip selama beberapa hari saja. Hanya dalam hitungan mundur beberapa detik, industri dadakan yang muncul sekali dalam setaun ini buyar sudah.

Besok pagi terompet-terompet kertas ini akan teronggok pahit di tempat sampah, bersama dengan rekan-rekannya para saksofon dan trombon, yang juga sama-sama berjenis kelamin kertas dan karton ini. Mungkin saya termasuk orang-orang yang kurang beruntung, tidak tertarik untuk menikmati kemewahan meniup alat musik mainan ini di kala Tahun Baru datang.

5, 4, 3, 2, 1…
Serentak teriakan-teriakan liar muncul dari dalam kamar-kamar hotel dan apartemen. Teriakan-teriakan gembira setengah sadar, keluar bersama bau alkohol yang menyembur. Maklum, kamar hotel mendadak jadi tempat favorit untuk merayakan Tahun Baru.

Ada yang patungan buka kamar atau kalau lebih beruntung ada yang modalin, atau mungkin ada rela apartemennya di-abuse secara beramai-ramai . Bisa hotel-hotel di sudut kota Jakarta, tapi mungkin lebih enak lagi kalau di luar kota. Bali? Kalau di sini, bisa menikmati minuman sambil teriak-teriak terkapar di atas pasir. Saya juga bukan orang beruntung, yang tertarik untuk menghabiskan malam Tahun Baru (& menghabiskan uang) di sini.

5, 4, 3, 2, 1…
Serentak acara-acara di layar televisi berubah menjadi satu template besar. Seperti layaknya jaringan televisi besar yang me-relay satu program tayangan yang sama. Remote control, yang notabene simbol kuasa khalayak atas media televisi mendadak tidak berguna sama sekali.

Kalau mencari lawakan garing dengan artis-artis hiburan yang super basi, mungkin ini saat yang tepat. Lagi-lagi, saya juga bukan orang beruntung, yang tertarik untuk memaku mata saya di depan tabung bodoh ini sepanjang malam.

5, 4, 3, 2, 1…
Serentak harapan-harapan baru terucap. Daftar panjang wish list dan resolution list, terurai dengan indah. Mungkin Tahun Baru menjadi awal yang tepat untuk memulai sesuatu yang baru. Walaupun, sebenarnya kita bisa menyusun rencana perbaikan diri kapan saja bukan? Tahun Baru, wish list baru. Sayangnya, saya juga bukan orang beruntung yang dapat meraih semua harapan yang dicanangkan di sepanjang tahun.

5, 4, 3, 2, 1…
Serentak euphoria kemeriahan Tahun Baru menjangkit dimana-mana. Beberapa tahun yang lalu di buaian malam Tahun Baru, saya terduduk di depan telepon. Nikmat berbincang dengan seseorang, tentang indahnya memulai hubungan yang baru di tahun yang baru. Ternyata, saya dan dia bukan orang-orang beruntung, yang dapat mengasuh terus hubungan baru itu.

5, 4, 3, 2, 1…
Serentak semua orang sibuk dengan rencana liburan dan run down kegiatan untuk mengisi acara perhitungan mundur detik-detik peralihan tahun. Saya bukan orang beruntung yang dapat membedakan arti malam Tahun Baru dan malam-malam hari biasa. Namun, kali ini saya sedikit berdebar menanti Tahun Baru untuk datang menjemput. Tahun Baru kali ini berarti satu undakan baru dalam hidup saya. Mudah-mudahan setelah Tahun Baru besok ini, saya menjadi orang yang beruntung dapat menghabiskan malam Tahun Baru selanjutnya selamanya bersama dia…

5, 4, 3, 2, 1…
Selamat Tahun Baru semuanya!

*Tout le monde, tout les amis: Happy New Year, Luv’ U all!*

Sunday, December 26, 2004



Crushed.
Over & over again.

*remuk*

Friday, December 24, 2004



Too much caffeine will kill you...

O8.00 pagi.
Meja kantor.
Belum tidur.
Rokok.
Kopi.
Browsing internet.
Ketak-ketik dari semalem.
Banyak pikiran.
Ngantuk.
TKA.
Kangen.
Stan Getz – One Note Samba
Mo telpon & bangunin ‘Nda.
Mo cium ‘Nda.
Laper.
Dingin.
Belum cukur rambut.
Bakar rokok lagi.
Nyeruput kopi lagi.
Les Nubians – Makeda
Ada kerjaan ngga ya hari ini?
TKA lagi (gimana ini?)
Smart Investing with Bank Mandiri on Metro TV.
Kepala panas.
Betis pegel.
Ngupi lagi…

*capek*

----------------------------------------------------------------------------------

Ngga percaya kita bisa bunuh diri pake kopi? Silakan deh baca:
Frequently Asked Questions about Caffeine. Sedikit kutipan tentang overdosis kopi (ngga lucu kan, dirawat di rumah sakit ketergantungan kopi gara-gara ini! Huehehe…)

What happens when you overdose?
From Desk Reference to the Diagnostic Criteria from DSM-3-R (American Psychiatric Association, 1987):

Caffeine-Induced Organic Mental Disorder 305.90 Caffeine Intoxication
Recent consumption of caffeine, usually in excess of 250 mg.

At least five of the following signs:
1. restlessness
2. nervousness
3. excitement
4. insomnia
5. flushed face
6. diuresis
7. gastrointestinal disturbance
8. muscle twitching
9. rambling flow of thought and speech
10. tachycardia or cardiac arrhythmia
11. periods of inexhaustibility
12. psychomotor agitation
13. Not due to any physical or other mental disorder, such as an Anxiety Disorder.

Basically, overdosing on caffeine will probably be very very unpleasant but not kill or deliver permanent damage.

However, People do die from it.

*bikin PSA tentang ketergantungan kopi lucu juga kali yah? huehehe...*


Split Screen 

Kami sedang enak-enaknya menikmati hari libur, rebahan santai berdua di atas kasur empuk ngobrol tentang masa depan dan pernikahan, ketika telepon itu masuk. “Gua mo cerai sama dia, sebentar lagi kita mau sidang…,” ujar suara perempuan di ujung telepon. Sesunggukan nangis. Hah?! Loe berdua bukannya baru kawin beberapa bulan? Pikir saya dalam hati.

Kaget.
Sedih.
Ngga abis pikir.

Buyarlah kenikmatan hari libur, rebahan santai berdua di atas kasur empuk ngobrol tentang masa depan dan pernikahan, ketika telepon itu masuk. Sejak kapan mereka berdua meniti karir sebagai selebritis? Kawin & cerai secepat kilat.


Cerita panjang lebar ngga lama mulai tumpah ruah keluar dari mulut si perempuan di ujung telepon. Masih sesunggukan nangis. Ratusan kata, puluhan kalimat dan beberapa alasan keluar dari panjangnya daftar hitam kisah percintaan mereka. Masalah hati yang suka nakal bermain dengan hati yang lain. Masalah perekonomian makro nasional rumah tangga. Masalah perkelaminan yang bermasalah di dalam negeri. Masalah perkelaminan yang menyeberang ke negeri lain. Masalah, masalah dan masalah. Muka saya pucat pasi ketakutan mendengar itu semua.

Berpihak?
Siapa saya?
Saya kan bukan anggota pernikahan mereka.

“Kalau ketemu dia, tolong deh dinasehatin…,” masih ujar suara perempuan di ujung telpon. Masih sesunggukan nangis. Siapa saya, berhak ikut mengatur hati dan perasaan seseorang? Siapa saya, berhak ikut mengatur tata cara penggunaan kelamin seseorang?

Bukannya saya tidak rela meminjamkan kuping, menjadi pendengar setia kisah curahan hati yang diselingi isak tangis. Bukan itu. Silakan bawa kuping saya untuk dihujani kata-kata sepuasnya. Silakan bawa kuping saya untuk dibasuh dengan air mata. Nonton adegan perpisahan sang jagoan dengan si juwita di akhir film aja sedih. Dengar berita perpisahan si penyanyi cantik dengan si foto model ganteng menghias tabung tv setiap sore aja males. Bagaimana bisa melihat kehidupan pernikahan dua orang teman dekat berakhir? Bagaimana bisa menikmati tayangan drama favorit harus berakhir dalam layar terpisah?

Anti klimaks?
Bercinta tanpa orgasme?
Bercinta tanpa rasa?

Masih jelas ingatan di kepala, ketika mata kanan saya mengintip di balik tirai view finder kamera, sering jadi mat kodak motret mesranya bertahun-tahun mereka pacaran. Masih jelas ingatan di kepala, ketika telunjuk kanan saya memijat lembut permukaan tombol shutter kamera, mengabadikan momen bersejarah mengucap janji pernikahan di depan Tuhan. Masa sekarang harus kembali menjadi saksi dan mendokumentasikan dan merekam mereka? Tapi kali ini, buyarnya rasa cinta dan berantakannya rumah tangga. Saya bukan kotak recorder
hitam mungil, yang saya suka bawa-bawa waktu masih jadi kuli tinta yang berkeliaran di jalan.

Kenapa sih?
Masa segampang itu?
Memang ngga ada jalan keluar lain?

Saya yakin banyak alasan untuk menjawab pertanyaan bodoh “kenapa?”. Saya yakin itu bukan sesuatu yang gampang untuk mereka. Saya yakin mereka berdua telah menghabiskan bermalam-malam terjangkit insomnia memikirkan hal ini. Saya yakin ember di rumah mereka ngga cukup untuk menampung air mata. Saya yakin menemukan jalan keluar tidak semudah melewati lebarnya pintu gerbang rumah mereka.

Mungkin ini memang menjadi pemecahan terbaik untuk segala permasalahan yang ada di mereka. Mungkin ini memang menjadi jawaban jitu untuk semua permainan teka-teki mereka. Mungkin ini memang lebih baik, daripada mereka harus menghabiskan waktu 30 tahun ke depan terjebak hidup bersama dalam penjara rumah tangga yang menyiksa. Drama akan tetap dimainkan dalam layar terpisah.

Sedih. Harus melihat dua anak manusia yang dulu menuai cinta, kemudian memasaknya menjadi dendam dan luka. Takut. Suatu hari nanti mungkin saya yang terhimpit sempit, terjebak dalam posisi yang sama. Sangat mungkin kan? Saya kan juga cuma seorang anak manusia, yang terkadang salah menempatkan mata dan hati. Saya kan juga cuma seorang anak manusia, yang terkadang punya desakan liar ingin bercinta dengan yang berbeda. Jangan lupa, dia juga cuma seorang anak manusia.

Mungkinkah?
Seperti ini?
Aku dan dia?

Tiba-tiba handphone berdering. 01.45 pagi. Layar berbentuk bujur sangkar berkedap-kedip, memperlihatkan foto sang penelpon berwajah manis berkacamata. Senang rasanya bisa dengar suara dia, kala hati lagi tersesat dalam pertanyaan-pertanyaan ambigu. Lumayan mengusir resah dan ketakutan akan perpisahan.

“Jangan pernah lupa ya…” kata-kata saya terakhir sebelum menutup telepon. Rasanya dia sudah sangat akrab dengan kalimat ini, lengkap dengan jawaban,“Iya, iya, sayang kamu juga…”

Aduh, mudah-mudahan kita ngga akan pernah lupa. Kita kan bukan pemain drama yang suka bermain sandiwara dalam layar terpisah...

*Israel Kamakawiwo’ is singing Over the Rainbow on the stereo*

Monday, December 20, 2004



Sex, Love and Rock ‘n’ Roll 

Setelah 8 tahun absen mengeluarkan album studio, akhirnya
Social Distortion mengeluarkan album baru! Sex, Love and Rock ‘n’ Roll. Ternyata band punk lawas dari jaman akhir 70an ini masih eksis sampai 2004.

Saya sampai terlonjak senang mendengar berita ini. Maklum, Social Distortion termasuk salah satu band yang menemani masa-masa pemberontakan diri saya. Bukan cuma saya, mungkin ribuan atau jutaan penggemar musik punk lainnya. Termasuk pula memberi pengaruh besar ke band-band “90’s Punk Revival”, seperti Green Day ataupun Rancid.

Jika sedikit bercerita tentang sejarah musik. Social Distortion memang sudah menoreh garis panjang berlika-liku dalam perjalanannya. Berkiprah bukan hanya di Orange County dan Fullerton, tempat asalnya, tetapi juga ikut membentuk scene musik punk dunia.

Perjalanan panjang Mike Ness, sang vokalis/guitaris, dan Social Distortion, yang diisi oleh cerita kelam kecanduan obat bius, minuman keras, bilik-bilik penjara, hingga kematian Dennis Danell, gitaris yang telah menghabiskan 20 tahun merasakan pahitnya perjalanan Social Distortion.

Sex, Love and Rock ‘n’ Roll

Ada satu hal lagi yang membuat saya tercengang. Titel album yang terdengar sedikit aneh. 10 atau 20 tahun yang lalu, slogan “Sex, Drugs and Rock ‘n’ Roll” mungkin terdengar lebih akrab bagi band yang telah mengabdikan diri di musik punk 25 tahun ini.

Impulsiveness yang disertai adrenalin mengalir deras, kesendirian, kemarahan, perjuangan keras menuju kedewasaan, menjadi topik yang lebih hangat waktu itu. Topik yang lebih akrab di kuping saya 10 tahun yang lalu. Ngga heran kalau Social Distortion terasa lebih akrab menemani perjalanan hidup yang keras dan suram.

Berbanding terbalik dengan itu, “Sex, Love and Rock ‘n’ Roll” akan terasa lebih optimistis, memandang dunia dengan penuh kehangatan, cinta dan harapan. Mata memandang dengan lebih jelas akan hidup, merangkai sesuatu yang lebih berarti dari hidup.

Masih rough, masih tough, masih punk, masih fun, tetapi juga disertai tanggung jawab. Saya pribadi tak pernah membayangkan diri saya beralih dari pola defiance menjadi total conformist seperti orang awam lainnya. Tak ingin dan mungkin memang tak perlu perubahan seperti itu. Tak ada yang meminta kita untuk menjadi conformist dan menjadi manusia konvensional yang umum.

Tergantung kita sendiri yang menginterpretasikan hidup, mempersepsikan hidup, memahami serta menjalani hidup. Hidup beserta semua konsekuensinya. “Sex, Love and Rock ‘n’ Roll” menjadi line yang memiliki arti sendiri bukan hanya untuk Mike Ness, sang pencipta, tetapi juga untuk pendengar lainnya.

Atau mungkin saya saja yang menjadi melankolis saat ini. Atau mungkin karena saya ingin meniti sesuatu yang baru dalam hidup. Tapi memang line “Sex, Love and Rock ‘n’ Roll” menandakan perubahan tahap dalam hidup. Mungkin itu juga yang dirasakan Mike Ness ketika menulis lagu-lagu dan membuat album ini.

Viva Sex, Love and Rock ‘n’ Roll..!

*"I believe in love now, with all its joys and pains" - Mike Ness*

Tuesday, December 14, 2004



Mr so-called
the Righteous Preacher…

Hey, Mr so-called the Righteous Preacher…
You’ve planted rotten seeds
In a land of happiness they'll grow as evil trees
You’ve showed us every bad deeds
Spreading the dread like the cold-blooded killer bees

Hey, Mr so-called the Respectable High Priest…
You said you knew the way
With all the million words of wisdom to say
You said you’ll lead us to pure happiness
But will you survive the loneliness?

Hey, Mr so-called the Righteous Preacher…
You told us to believe what we see
You told us to believe your nonsense deep throat philosophy
The mind games and little games of psychotherapy
Walk with you or our souls can never be free

Hey, Mr so-called the Honourable Holyman…
We don't need you religion and your salvation
We don’t need your spells, tricks and evil intentions
You can let everybody prays
But let me find my own way

Hey, Mr so-called the Righteous Preacher…
You’re nothing but a joker
Hey, Mr so-called the Honourable Holyman…
You’re nothing but an evilman

*poor ol’ preacher…*

Monday, December 13, 2004





Cap-Cip-Cup

a kiss is something you can`t give without taking and can`t take without giving...

-a quote from anonim-

Baru beberapa hari yang lalu, saya baca quote ini di catatan blog temen sekantor, seorang perempuan. Eh, hari ini ada lagi temen yang mencantumkan kalimat panjang ini di status instant messenger-nya. Juga seorang perempuan.

Apa ini jadi topik yang menarik untuk kaum hawa? Sekedar ungkapan haus akan ciuman yang berarti? Iseng-iseng sambil nulis secarik catatan ini, saya input dua kata di mesin pencari. Woman dan Kissing. Hasilnya? 3,860,000 temuan untuk
woman and kissing. Bervariasi mulai dari tips & trik “How to kiss a woman”, “Kissing Techniques”, “Kissing Guides”, “The Art of Kissing”, sampai topik yang lebih spesifik dan sedikit provokatif “Girls Kissing Girls and Fingering”.

How to kiss? Topik yang menarik untuk diangkat menjadi tulisan panjang yang menghias puluhan majalah lika-liku gaya hidup wanita. Bukan hanya untuk wanita, tapi tertera pula di puluhan majalah serba-serbi kehidupan pria atau ratusan lembar halaman web. Walaupun sebenarnya urusan cium mencium sudah menjadi bagian dari hidup manusia, entah dari beberapa juta tahun yang lalu (mungkin ada arkeolog gila yang menemukan ciuman pertama di dunia? Heuhehe…).

Bagian dari hidup manusia yang tak terlepas dari insting dasar manusia. Ungkapan kasih yang teruntai dalam bentuk kecup, cium atau apalah itu namanya. Atau mungkin ekspresi kebutuhan akan pemuasan seksual.

Atas nama cinta? Atas nama kasih dan sayang? Atas nama Tuhan yang memberkati pernikahan sepanjang masa? Kata siapa?


Aphrodite (baca: a-fro-DYE-tee) a.k.a nama Roman untuk Venus, atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Dewi Cinta, mungkin akan terkejut menggeleng-gelengkan kepala jika ia turun ke bumi saat ini melihat polah dan tingkah anak-anak manusia yang tercinta ini.

Konsep take and give seperti quote di atas? Konsep ideal untuk sebuah ciuman? Konsep idaman untuk sebuah ciuman terindah? Kata siapa?


Take and give bersama pasangan, selingkuhan atau apa? Take and give yang disertai sejumlah uang, bagian dari pelayanan seksual ke pelanggan? Atau pelayanan seksual tanpa disertai taking and giving a kiss? How about taking without giving?

Sekali lagi, Aphrodite bisa geleng-geleng kepala.

Ciuman bisa menjadi bahasa cinta terindah tanpa perlu diiringi kata-kata. Bisa menyulap tiada menjelma menjadi ada. Dari rambut, kening, bibir, sampai kelamin dan ujung kaki. Memompa jantung dengan aliran darah mendidih ke seluruh tubuh, tak terkecuali dari dan ke otak dan beberapa titik tubuh manusia yang penuh dengan jutaan syaraf yang sangat mudah terstimulasi dengan sensasi seksual.

Aneh. Sebuah ciuman nan lembut dengan ucapan literal “aku sayang kamu”, bisa membentuk gumpalan dosa besar tak terkira di abad ini. Sebuah ciuman liar tak bernama entah dari siapa, bisa membentuk gumpalan daging yang lahir membawa berkah kasih ke dunia.

Stimulus seksual atau buah dari stimulasi keinginan seksual?
Atas nama cinta atau nafsu?
Dari siapa ke siapa?
Lelaki ke perempuan, lelaki ke lelaki atau perempuan ke perempuan?
Bagaimana?
Di mana?
Apa yang dicium?
Bagian mana?
Shivering & Shaking?
Who kiss what/whom, when, where and with what effects?

Kalau Aphrodite penasaran bertanya ini ke anak-anak manusia yang sedang berpagutan memadu kasih, jawabannya mungkin tergantung kebutuhan dan keinginan.

Sekali lagi, Dewi tercinta ini geleng-geleng kepala…
A kiss is something…,” katanya.

Kiss me kiss me kiss me

Your tongue is like poison
So swollen it fills up my mouth
Love me love me love me
You nail me to the floor
And push my guts all inside out
- The Cure -

Thursday, December 09, 2004



Erase & Rewind

Apakah begitu menyedihkannya sebuah kenangan? Sehingga ingin dihapus dari ingatan. Apakah begitu menyakitkannya luka lama? Sehingga ingin dibuang jauh-jauh. Apakah begitu menyebalkannya seseorang yang pernah dekat di hati? sehingga tak ingin keberadaannya mengisi celah-celah otak kita.


Bersih. Tak tersisa di dalam segmen-segmen ingatan.

Ada kalanya, ingin kembali ke masa-masa menyenangkan. Sebelum orang terdekat yang dulu pernah memberi kebahagiaan, menjelma menjadi momok yang menyebalkan.

Ingin rasanya memutar ulang kehidupan. Kembali ke frame-frame adegan berisi senyuman dan keceriaan. Ingin rasanya membuang sama sekali semuanya yang pernah terucap dan tercipta. Serta memulai sesuatu yang baru, seputih kertas putih yang belum ternoda. Secerah sinar matahari pagi mengisi jiwa.

Tapi sampai ingin menghapus segala image yang tertanam dengan manis di ingatan? Sampai ingin menghapus segala sensasi yang pernah dirasa oleh hati dan jiwa serta segenap indera?

Mungkin manusia memang dilahirkan untuk selalu merasa tak puas dengan keadaan yang lama, mengejar sesuatu yang lebih baik dari sesuatu yang baru. Tapi rasanya manusia juga diciptakan dengan kemampuan untuk mengobati diri sendiri dari luka lama (waduh, siapa sih saya bisa bicara seperti ini? Huehehe…).

Mungkin 5 tahun lagi, kita sudah bisa tertawa ketika melihat ke lembaran suram. Lembaran suram yang menjadi serpihan-serpihan kenangan yang tak lagi menyakitkan. Lucu juga jika kesebalan-kesebalan masa lalu, bisa menjadi kenikmatan ketika diingat.

Lucu kan? Idaman hati yang pernah menjelma menjadi monster hanya menjadi hiburan di ingatan kita. Kenangan-kenangan sedih hanya menjadi bahan bagi kita untuk tertawa kecil. Tanpa perlu berjalan mundur ke belakang. Tanpa perlu menghapus kenangan.

Sayang kan kalau harus menghapus lagu lama di kaset yang usang ini? Heuhehe…

*mind trippin’*

Wednesday, December 08, 2004


Fluctuate 

Betapa hebatnya perasaan manusia. Kita tidak bisa menebak apa yang akan berkecamuk di perasaan seseorang dalam 5 menit, 1 jam atau bahkan 10 detik dari sekarang. Semuanya bisa berubah dalam hitungan detik. Naik turun, menikung tajam dan menghempas kita ke bumi secepat roller coaster yang mendebarkan hati.

Mungkin suatu saat nanti, akan ada cendekia yang menciptakan alat yang dapat memprediksi suasana hati seseorang. Seperti layaknya menebak keinginan Tuhan dalam Prakiraan Cuaca. Bisa jadi hanya bersifat ramalan belaka, benar atau tidak tergantung yang di atas. Tapi mungkin bisa presisi dan akurat untuk menebak mood seseorang dalam 1 menit lagi.

Mungkin tidak akan selaris “Mesin Waktu”, atau terjual banyak seperti “Mesin Menghilangkan Diri”. Tapi jika saja tercipta “Mesin Prakiraan Emosi” seperti ini, peminatnya mungkin akan membludak. Celah pasar? Jangan khawatir, akan banyak bawahan yang bisa jadi calon konsumen untuk menebak perasaan bos mereka. Atau orang pacaran, yang ingin tahu perasaan pujaan hati.

Masih akan jauh lebih mudah bagi pialang saham kawakan untuk menebak fluktuasi harga saham, daripada harus menebak perasaan istri-istri mereka di rumah nanti. Akan jauh lebih gampang bagi para wanita Gipsy peramal kartu tarot untuk menebak kehidupan orang lain, daripada harus menebak perasaan suami-suami mereka.

Pada detik ini, kita mungkin sedang menikmati detik-detik di surga bersama pasangan. Tapi jangan salah, kira-kira dalam 1 menit 15 detik lagi (atau 2 menit 22 detik lagi?) kita akan berada di sebuah neraka pertengkaran hebat atau berada dalam kebersamaan sedingin es.

Hebat?

Iya, hebat. Naik turunnya perasaan seseorang bisa mengakibatkan derita bagi seseorang atau bahkan jutaan orang lain. Kalau saja perasaan seorang tyrant lagi bete karena ego-nya tersentil sedikit saja, jangan heran kalau besok ada pembantaian besar-besaran rakyat yang membangkang. Mungkin tidak sampai separah itu, tapi bisa saja staf satu kantor didamprat habis sama bos besar. Hanya karena persoalan mood si bos yang lagi ngga enak.

Iya, hebat. Naik turunnya perasaan seseorang bisa lebih hebat dan lebih dahsyat dari pasang surutnya air laut. Naik, turun, bergelombang atau datar (sedatar-datarnya). Kalau air pasang ketemu air pasang, waduh bisa hebat banget efeknya. Bisa hancur berkeping-keping semua yang sudah dibangun selama ini.

Andai saja, bisa menebak…

*fluktuasi perasaan?*

Monday, December 06, 2004



Love offers no guarantees. 
Just take a chance unconditionally,

...and it’ll bring us joy as we pass from doubt to certainty.

*doubt vs certainty*



[In]Complete.

I’m an outlaw king without the crown
A rebel without a cause
I’m a rocking guitar without a tune
Running in motion without a pause

I’m a lock without a key
A country without history
I’m a genius without memory
Surfing on the wrong frequency

I’m a baseball bat ready to swing
A loud talking singer who cannot sing
I’m a loaded gun ready to shoot
I’d sale my soul to the devil if I could

A heart full of rage
A fist of courage
Though I’m not quite as strong
To this world I don’t belong

I don’t want to exist, I cannot persist
To this world I cannot resist
Even the angels know I was born to quit
I was born incomplete…

I’m incomplete…

Incomplete…

*darkest hours catastrophe*

Friday, December 03, 2004



Complete. 

I’m your sweet taste of romance
I’m the sunshine after the rain
I’m your medicine to cure the pain
I’m the blood running through your veins

I’m the bright blue sky after the storm
I’m your blanket that keeps you warm
I’m the king in your grand palace
I’m the line of faith written on your face

I'll be anything you ever dreamed to be complete…

You were the angel when I was born
You can take me when you die
You’re the God in my temple
You’re the wings that make me fly

You’re the score played in my show
You’re my guardian that keeps me alive
You’re the dawn to my endless night
You’re the sweet chocolate bar wrapped with delight

You’re everything I ever dreamed to be complete…

I never dreamed I’d be so complete…
Complete.

*thx for making me complete*
 What will become of us? 

Can I walk with you?
Will you walk with me?
Can I be your shelter from the pouring rain?

Can I walk with you?
Will you walk with me?
Will you be the river running through the dessert plain?

Where are we going from here?
Where are we going to?
Where this road leads us?

What will become of me?
What will become of you?
What will become of us?
Us...

*jalan msh panjang yah ‘Nda?*

Thursday, December 02, 2004



WalkAway

What if there’s no more fun to have?
And all we got is what we had
I know what you’re going to say
I know you won’t be here another day

I don’t need to ask you why
Cos’ I know what goes inside
You left the door open wide

After all the words we said
And all the games we used to play
One day you’re gonna walk away

If only you don’t have to think
We could just stay here daydreamin'
Look me in the eyes and testify
Give me one last painful kiss goodbye...


*No Puedo Vivir Sin Ti*


Gatal!

Sensasi terhebat sepanjang hidup manusia (termasuk beberapa binatang juga!) ternyata Cuma sesederhana rasa gatal! Rasa gatal yang biasa menghinggap di sekujur kulit. Rasa gatal yang menggoda indera. Rasa gatal yang mengganggu pikiran. Rasa gatal yang sangat potensial merusak akal sehat.

Rasa gatal yang menggoda, menggoda dan terus menggoda tanpa henti untuk segera ditindaklanjuti dengan tindakan. Minta untuk segera dihapus.

Digaruk? Bisa sih…

Hilang? Jangan harap! Rasa gatal itu akan segera kembali mengganggu otak untuk merespons jutaan syaraf yang terkontaminasi. Ada aksi, ada reaksi. Ada gatal, ya digaruk. Gatal lagi, digaruk lagi. Ada re-aksi, ada re-reaksi. Terus aja begitu…

Digaruk? Bisa sih…

Tapi itu kalau gatalnya hanya sekedar di permukaan kulit, bisa langsung dihajar dengan garukan-garukan dahsyat dari ujung kuku yang marah dan memberikan sensasi kepuasan tersendiri. Kalau rasa gatalnya ada di kelamin, yang didesak oleh keinginan seksual untuk segera dilampiaskan? Jawabannya pasti bukan digaruk. Atau, kalau rasa gatalnya ada di kelamin, karena salah “perawatan” hingga butuh “pengobatan”? Jawabannya juga pasti bukan digaruk. Atau, kalau rasa gatalnya ada di kepala yang sedang banyak pikiran? Kalau rasa gatalnya ada di hati serasa ada yang menggantung? Kalau rasa gatalnya, karena rasa hati ingin iseng belaka? Kalau orangnya yang “kegatelan”…? Nah kalo yang ini, digaruk bisa menggelinjang :P.

Digaruk? Bisa sih…

Garuk aja terus. Tapi kalau lecet, jangan salahkan ujung-ujung kuku imut yang jadi hitam karena kebanyakan dipake untuk garuk. Pake obat kulit? Tunggu aja khasiatnya, yang kayaknya ampuh (kayaknya sih, soalnya keterangan di box-nya pake istilah medis semua. Mana gua tau ampuh ato ngga?!).

Jadi gimana dong?!

Nikmati sensasinya, resapi deritanya…

*garuk-garuk kepala, entah gatal atau bingung*